Thursday 20 December 2018

Keuntungan dan Kerugian Meminum kopi

Sarapan pagi memang menjadi sebuah rutinitas kebanyakan orang di setiap pagi. Beberapa orang berpendapat bahwa dengan sarapan pagi tubuh akan menjadi lebih bersemangat dalam menjalankan aktifitas. Namun, di lain pihak beberapa pihak cenderung untuk menganjurkan tidak melakukan sarapan pagi, karena akan menambah bobot tubuh menjadi lebih besar. Anda mau pilih sarapan pagi atau tidak, kembali lagi kepada Anda.
Menu sarapan pagi bisa bermacam-macam. Mulai dari longtong, sate, siomay, pecel dan bisa juga dari berbagai jenis olahan tepung seperti sandwitch ataupun kue bolu. Tapi kalau cuma dengan menu sarapan maka ada sesuatu yang hilang dalam kenikmatan sarapan itu sendiri apalagi kalau bukan dengan minuman. Minuman pun bisa dengan berbagai macam rasa dan warna. Salah satunya adalah kopi.
Segelas Kopi
Kopi memang tidak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat dari jaman doeloe hingga sekarang. Dari jaman dahulu jenis kopi yang ada pada umumnya hanya ada dua yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica). Meskipun kopi luwak termasuk jenis kopi dengan cita rasa yang berbeda, tapi kopi luwak merupakan kopi arabika yang berasal dari kotoran hewan luwak atau musang. Hal yang sama juga berlaku di Thailand yang membuat kopi dari kotoran gajah. Mungkin perlu ada jenis kopi antara Robusta dan Arabika yaitu kopi **q.
Meskipun Indonesia terkenal dengan kopi Luwak dan Thailand dengan kopi gajahnya ternyata Kopi tidak hanya dibudayakan di Indonesia dan Thailand saja tapi juga dibudidayakan di 50 negara lainnya. Menurut International Coffee Organization pada tahun 2015/2016 negara-negara seperti Peru, Guatemala, Uganda termasuk ke dalam 10 negara penghasil kopi terbesar di dunia. Meskipun memiliki luas wiliyah yang sangat luas, Indonesia “hanya” menjadi penghasil ke-4 komoditas kopi di dunia di bawah Kolombia, Vietnam dan Brazil. Brazil bahkan menjadi produsen 80% Kopi Arabika dunia yang mampu memproduksi hingga 2,9 juta ton kopi per tahun.
Sebelum disajikan untuk diminum, kopi melewati proses panjang dalam pengolahannya. Meski tidak sepanjang Drama Tukang Bubur Naik Haji yang sampai episode 1300-an, ataupun Drama Vicky Prasetyo dan Angel Lelga yang seperti  Cerbungbung Dakeritaha. Cerita bersambung-sambung dari hari ke hari yang tak pernah habis. Kopi yang sudah matang diambil dan dikeringkan sebelum menjadi kopi gelondong. Setelah itu, kopi disangrai dengan panas yang berbeda. Penyangraian kopi merupakan proses pematangan kopi sebelum dihaluskan dan dikemas menjadi kopi yang beredar di pasaran.
Penyajian kopi dapat dilakukan dengan diseduh dengan air panas bisa juga dengan direbus supaya lebih wangi. Namun, akan hal berbeda ketika anda pergi ke kafe-kafe. Anda tidak akan diminta memilih penyajian kopi dengan diseduh ataupun direbus melainkan dengan menggunakan istilah-istilah asing. Istilah asing itu seperti Espresso, Ristretto, Americano, Cappuccino, Macchiato dan berbagai lainnya. Tapi entah kenapa Avocado tidak termasuk dari nama-nama itu. Padahal Cappuccino dan Avocado juga sama berakhiran “o”.
Berbeda dengan kopi pada umumnya ternyata di daerah Sumatera Barat kopi disajikan tidak dari bijinya, melainkan dari daun kopi itu sendiri. Karena penyajian kopinya seperti teh warna kopinya pun juga mirip dengan teh. Satu lagi yang unik dari kopi ini adalah cara penyajiannya. Penyajian yang tidak dengan gelas melainkan dengan tampuruang atau batok kelapa membuat harum dan rasa kopi tidak rusak. Kopi itu bernama kopi kawa daun.
Dari bisik-bisik tetangga, kopi kawa daun hanya untuk masyarakat Minangkabau (Suku Bangsa Sumatera Barat) kalangan bawah. Kopi yang didapatkan dari hasil bumi harus diserahkan kepada Belanda sehingga daun menjadi alternatif sebagai bahan pembuat kopi. Disebut kawa daun mungkin dari serapan dari bahasa Arab قهوة‎ qahwah yang berarti kekuatan karena kata kopi berasal dari kata قهوة‎ qahwah dirujuk ke bahasa Turki menjadi kahveh. Kata kahveh berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda sehingga berubah kopi.
Sebagian masyarakat terutama para ibu-ibu mewanti-wanti anak laki-laki dan suaminya untuk tidak meminum kopi. Karena ketika seseorang meminum kopi maka identik dengan sebatang rokok dan ujung-ujungnya jadi stroke. Itu adalah sebuah persepsi yang tidak bisa diambil kesimpulan sama sekali. Tapi dari isu-isu yang ada kopi memang tidak bersahabat untuk dikonsumsi. Isu miring tentang kopi itu seperti meningkatnya risiko terkena kanker, diabetes melitus tipe 2, insomnia, penyakit jantung, dan kehilangan konsentrasi. Ternyata isu tersebut berbanding terbalik dengan kenyataannya. Isu-isu tersebut beredar karena kopi mengandung senyawa yang bernama kafein.
Kafein, Senyawa alkaloid xantina
Kafein atau kafein, merupakan senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara. Meskipun dapat menyebabkan kecanduan, kafein merupakan senyawa yang sah secara hukum. Berbeda dengan senyawa candu seperti pada opium ataupun ganja. Karena memiliki molekul metabolit yaitu 1-3-7-asam trimetilurat, paraksantina, teofillina dan teobromina kafein mampu mengikat adenosida, senyawa yang mengurangi aktifitas sel saraf. Jadi secara tidak langsung kafein dapat melancarkan aktivitas otak dan melepaskan hormon epinefrin. Hormon epinefrin ini mampu menaikkan detak jantung, menambah penyaluran darah ke otot-otot. Jadi kalau ada orang yang bilang orang jantung dilarang minum kopi itu berita yang sangat hoax. Para atlet cenderung meminum kopi sebelum berolahraga karena kafein yang ada pada kopi mampu memecah gula dalah atau glikogen. Lebih jauh lagi kafein yang ada pada kopi mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara bertahap. Selain itu, kafein mampu menurunkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2 dengan cara menjaga sensitivitas tubuh terhadap insulin.
Selain memiliki kafein, kopi juga memiliki senyawa metabolit sekunder lainnya seperti polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol. Senyawa metabolit ini bereran sebagai antioksidan dalam menghambat radikal bebas seperti kanker (kulit, prostat dan kolorektal) dan diabetes. Resiko penyakit alzheimer dan parkinson juga membuat perubahan yang signifikan bagi peminum kopi.
Terlalu banyak mengkonsumsi sesuatu tentu akan menghasilkan yang tidak baik termasuk kopi. Ada berapa akibat yang terjadi ketika terlalu banyak meminum kopi yaitu insomnia, gangguan pencernaan, menurunkan kesuburan, kolesterol tinggi, sakit kepala hingga kematian dini. Untuk yang terakhir itu bukan karena terlalu banyak meminum kopi melainkan terlalu banyak menyerupu kopi yang bukan miliknya sehingga Sinetron Azab mengangkat tema yang berjudul “Semasa hidup sering nyeruput kopi teman sendiri, mati tersedak gelas”. begitulah Indonesia tak ada sinetron yang bener. Kalau sampai sekarang sinetron masih meraja lela berarti yang nontonnya yang ga bener atau kalau tidak yang bikinnya yang ga bener. Hehehe


Sumber:

0 comments:

Post a Comment